Abstract Harry Potter and The Half-Blood Prince is a novel written by J.K. Indian tv serial desi tashan. Rowling in 2005. The purpose of research is to discuss Lord Voldemort's character through individual psychology theory by Alfred Adler. In order to collect the data, the writer uses library research method that uses many books or sources as the reference to support the analysis. The writer also uses exponential and psychological approaches. Exponential is used to analyze the intrinsic element of the novel. Meanwhile, the individual psychology theory is used to analyze the extrinsic element of the novel. The individual psychology theory consists of striving for superiority, subjective perception, unity of personality, social interest, style of life, and self creative power. The findings of the research include the psychological problem of Lord Voldemort's character which is called superiority complex. Harry Potter and the Chamber of Secrets is a fantasy novel written by British author J. Rowling and the second novel in the Harry Potter series. Download novel harry potter 1 7 bahasa indonesia pdf. Each individual needs to be superior in his/her environment, but it is his/her decision to develop the superiority into positive or negative superior. In Harry Potter and The Half-Blood Prince, Lord Voldemort's character shows that he develops his superiority into negative superiority; that is why it can be stated that he has a psychological problem called superiority complex. Kisah dibuka dengan perayaan tak terkendali di dunia sihir (yang biasanya merupakan komunitas yang rahasia) setelah bertahun-tahun mengalami teror oleh Lord Voldemort. Pada malam sebelumnya, Voldemort telah menemukan tempat perlindungan rahasia keluarga Potter, dan membunuh James dan Lily Potter. Namun demikian, ketika ia mengarahkan tongkat sihirnya kepada bayi mereka, Harry, kutukan pembunuh yang dikeluarkannya malah membalik kepada dirinya sendiri. Arwah Voldemort tercabik dari tubuhnya sendiri yang hancur, menghilang dari dunia sihir, tapi tidak mati. Sementara itu, satu-satunya hasil dari kutukan yang gagal itu meninggalkan bekas yang khusus di dahinya, cacat berbentuk sambaran kilat. Kekalahan misterius Voldemort memberikan Harry sebutan khusus di kalangan dunia sihir, 'Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup'. Sebutan ini khususnya dikarenakan tidak ada penyihir yang diarah oleh Voldemort dapat bertahan hidup melawannya. Pada ulang tahunnya yang kesebelas, Harry mendapatkan kontak pertamanya dengan dunia sihir, ketika ia menerima surat dari Sekolah Sihir Hogwarts, yang berusaha disembunyikan oleh Paman dan Bibinya, hingga ia tidak berhasil membaca surat tersebut. Surat itu pada akhirnya dapat dibacanya setelah ia ditemui oleh Hagrid, Pengawas Binatang Liar di Hogwarts. Hagrid memberitahunya bahwa ia sesungguhnya adalah seorang penyihir, dan surat itu memberitahunya bahwa ia disediakan tempat untuk belajar di Hogwarts. Setiap jilid dari novel Harry Potter mengisahkan mengenai satu tahun kehidupan Harry, yang kebanyakan dihabiskannya dalam pelajaran di Hogwarts, di mana ia mempelajari penggunaan sihir dan membuat ramuan. Harry juga mempelajari bagaimana mengatasi rintangan-rintangan sihir, sosial, dan emosi selama masa remajanya. Dalam periode yang sama, Voldemort juga berusaha untuk kembali ke tubuh fisiknya dan mengembalikan seluruh kekuatannya, sementara Kementrian Sihir berusaha juga untuk menolak untuk mengakui adanya ancaman akan kembalinya Voldemort. Penolakan Kementerian Sihir ini kemudian menyebabkan banyak kesulitan bagi Harry Potter.
0 Comments
Leave a Reply. |